Jumat, 27 Februari 2009

Refleksi Hidup St. Vinsensius


Kisah awal kehidupan Santo Vinsensius dalam keluarga Gondi sangat mengesankan sekali, di mana Santo Vinsensius sendiri terus berkembang baik dalam hidup rohani, maupun dalam komitmen hidupnya. Santo Vinsensius selalu menampilkan sosok pribadi yang sederhana dan rendah hati. Santo Vinsensius sungguh memiliki ketegasan hidup, yang tentunya mempengaruhi perkembangan hidup baik dirinya sendiri, maupun orang lain, lebih-lebih keluarga Gondi yang merasakan hidup bersamanya. Santo Vinsensius berperan besar dalam keharmonisan keluarga mereka. Keserhanaan hidup dan sikap Vinsensius yang rendah hati tentunya merupakan sebuah komitmen hidup yang diorientasikan pada saru tujuan, yakni membaktikan hidup sepenuhnya demi kemuliaan Tuhan. Karena tujuan inilah, segala sesuatu atau kesempatan yang dapat membuat dirinya menjadi terkenal atau populer, ia lupakan dan tidak ia indahkan. Tujuan hidup yang amat mulia ini juga membuatnya tidak hanya melihat kesejahteraan dirinya sendiri, tetapi ia mau membuka diri akan situasi dan keadaan orang lain, terlebih orang-orang miskin yang sungguh-sungguh membutuhkan jamahan kasih dari orang lain. Inilah yang menarik bagi saya secara pribadi, di mana Santo Vinsensius bukan hanya melihat situasi umat pada saat itu, tetapi ia mau ikut merasakan dan ambil bagian dalam situasi tersebut. Dengan mengunjungi orang-orang miskin, bagi saya, Santo Vinsensius telah memasukan dirinya ke dalam situasi orang miskin tersebut, bahkan lebih dari itu, ia turut ambil bagian dalam meringankan beban penderitaan mereka.
Santo Vinsensius juga tampil sebagai sosok seorang yang tekun dan giat bekerja. Kiranya ini dapat menjadi teladan bagi saya dan kita semua. Kita boleh melihat hal ini secara nyata dalam tugas dan karya Santo Vinsensius sendiri. Salah satu contohnya: walaupun Santo Vinsensius menjadi Kapelan keluarga Gondi, namun ia tidak melupakan tugas-tugasnya sebagai pastor Paroki Clichy. Ia melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan dilakukan dengan tulus dan penuh sukacita. Ia kerapkali mengunjungi umat paroki Clichy dan berkhotbah di sana. Sikap dari Santo Vinsensius ini sungguh menggugah hati saya. Bila saya melihat kilas balik perjalanan hidup saya, ternyata dalam menghadapi berbagai tugas, saya kerapkali mengutamakan tugas-tugas yang saya senangi, dan bahkan tugas-tugas yang tidak saya sukai malah tidak saya indahkan. Keseriusan dan keuletan Santo Vinsensius dalam menjalankan tugas-tugasnya menunjukkan bahwa ia juga serius dalam menanggapi panggilan Tuhan. Kiranya sikap ini yang juga menjadi daya dorong bagi saya dalam melaksanakan tugas-tugas di Seminarium Internum ini baik tugas-tugas yang saya senangi, maupun tugas-tugas yang tidak saya senangi. Hendaknya semuanya itu saya laksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, sehingga dapat menghasilkan buah limpah dalam ketekunan.
Ada satu hal yang perlu diketahui dan diingat, bahwa Santo Vinsensius tidak melulu menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan berkarya. Ia tidak pernah melupakan relasinya dengan Tuhan, yang merupakan sumber kekuatannya dalam tugas dan pelayanannya. Di waktu luang, ia kerapkali berdoa dan bermeditasi di biliknya. Bagi saya pribadi adalah suatu kebohongan besar bila ada orang mengatakan bahwa ia melayani sesamanya dengan penuh cinta, tetapi ia sendiri tidak pernah membangun relasi dengan Tuhan. Meskipun pelayanan itu ada, saya yakin pelayanan itu tidak akan berlangsung lama, sebab pelayanan itu tidak memiliki fondasi yang kokoh, yakni Allah itu sendiri. Santo Vinsensius telah menunjukkan bahwa hidup doa atau relasi yang erat dengan Allah menjadi sumber kekuatan hidupnya dalam segala tugas dan pelayanannya. Saya sendiri melihat relasi Santo Vinsensius yang begitu erat dengan Allah itu tampak baik dalam perbuatannya, juga lewat perkataannya yang rendah hati. Ia kerapkali mengungkapkan bahwa yang mendirikan tarekatnya adalah Allah sendiri, bukan dirinya. Ini menunjukkan sebuah ungkapan iman yang begitu besar dari diri Santo Vinsensius, yang sungguh percaya bahwa Allah sungguh-sungguh berkarya dalam hidupnya.
Kita tidak dapat pungkiri bahwa hadirnya Nyonya Gondi dalam kehidupan Santo Vinsensius telah memberi pengaruh yang besar dalam perkembangan hidup Santo Vinsensius. Hal ini bukan berarti hidup Santo Vinsensius tergantung pada Nyonya Gondi, namun kehadiran Nyonya Gondi telah mendorong atau boleh dikatakan telah membantunya untuk mewujudkan satu tujuan, yang sebenarnya itu adalah tujuan bersama karena juga berasal dari keprihatinan bersama akan situasi saat itu. Tujuan itu adalah memperhatikan orang-orang miskin dan menyelamatkan jiwa mereka. Hadirnya Nyonya Gondi dalam kehidupan Santo Vinsensius membuatnya semakin dimantapkan dalam melayani dan memperhatiakan orang-orang kecil. Hal ini menunjukkan atau lebih tepatnya mau mengatakan bahwa hadirnya orang-orang lain dalam kehidupan Santo Vinsensius merupakan faktor luar, yang juga mempengaruhi proses perkembangan hidupnya.


Peristiwa yang Santo Vinsensius alami juga saya rasakan dalam hidup berkomunitas di Seminarium Internum. Walaupun dengan situasi dan takaran yang berbeda, namun sebagai makhluk sosial, saya juga dapat merasakan pengaruh teman-teman sekomunitas dalam proses pembentukan pribadi saya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa faktor dari luar diri saya (teman-teman, lingkungan, dll) juga mempengaruhi perkembangan komitmen hidup saya. Hanya saja yang menjadi perhatiannya sekarang adalah layaknya Santo Vinsensius sediri yang mau membuka diri dan sadar akan faktor ini, sehingga faktor ini menjadi nilai yang positif, yang memantapkan spiritualitas dan komitmen hidupnya.
Santo Vinsensius berani memutuskan untuk pergi melayani di Bresse, tepatnya di Chatillon – les – Dombes. Keputusan ini menunjukkan bahwa beliau berani menancapkan jangkar jiwanya di tengah-tengah kawanan domba yang sungguh-sungguh merindukan hadirnya seorang gembala yang mau memperhatikan mereka. Kepergiannya ke Chatilon- les-Dombes merupakan sebuah keputusan yang diambil secara sadar dan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan matang. Keputusan itu bukan hanya antusiasme belaka, namun merupakan sebuah kesadaran dan keyakinan dari Santo Vinsensius sendiri, bahwa ia sungguh dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pelayan-Nya atau menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi sesama yang miskin (kaum papa).
Kiranya semangat Santo Vinsensius ini dapat menjadi semangat para misionaris, terlebih para pengikut Santo Vinsensius sendiri yang sudah dan akan melaksanakan tugas misinya kepada orang-orang kecil. Semoga juga teladan Santo Vinsensius memberikan peneguhan bagi saya dalam melaksanakan ‘misi-misi kecil’ yang ada di Seminarium Internum.

3 komentar:

  1. klu vinsensius hidup di jaman sekarang, apa yang ia buat ya????

    BalasHapus
  2. vinsensius mengajarkan banyak hal dalam hidup kita. Salam Kenal. www.ssvindonesia.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia
    Terima kasih. Melchior Suroso

    BalasHapus